Baru Terungkap, Ternyata Imam Syafi'i memiliki Murid "Slow Learner" dan Begini Cara Mengajarnya.
_____
Sangat mengesankan pada apa yang ditulis oleh Imam Baihaqi dalam kitab Manaqib Imam Syafii, bagaimana cara Imam Syafii, sebagai guru mengajar salah satu muridnya yang sangat lamban dalam memahami pelajaran.
Sang Murid itu adalah Ar Rabiā bin Sulaiman, murid paling slow learner. Berkali-kali diterangkan oleh sang guru Imam Syafii, tapi Robiātak juga faham. Setelah menerangkan pelajaran, Imam Syafii bertanya,
āRabiā Sudah faham paham belum ?ā
āBelum faham, ājawab Rabiā.
Dengan kesabaranya, sang guru mengulang lagi pelajaranya,lalu ditanya kembali, āsudah faham belum? Belum.
Berulang diterangkan sampai 39x Rabiā tak juga paham.
Merasa mengecewakan gurunya dan juga malu, Rabiā beringsut pelan-pelan keluar dari majelis ilmu. Selesai memberi pelajaran Imam Syafii mencari Robiā, melihat muridnya. Imam Syafi'i berkata, āRobiā kemarilah, datanglah ke rumah saya !ā.
Sebagai seorang guru, sang imam sangat memahami perasaan muridnya, maka beliau mengundangnya untuk belajar secara privat.
Sang Imam mengajarkan Rabiā secara privat, dan ditanya kembali, āSudah paham belum ?
Hasilnya? Rabiā bin Sulaiman tidak juga paham.
Apakah Imam Asy-Syafiāi berputus asa?
Menghakimi Rabiā bin Sulaiman sebagai murid bodoh? Sekali-kali tidak. Beliau berkata,
āMuridku, sebatas inilah kemampuanku mengajarimu. Jika kau masih belum paham juga, maka berdoalah kepada Allah agar berkenan mengucurkan ilmu-Nya untukmu. Saya hanya menyampaikan ilmu. Allah-lah yang memberikan ilmu. Andai ilmu yang aku ajarkan ini sesendok makanan, pastilah aku akan menyuapkannya kepadamu.ā
Mengikuti nasihat gurunya, Rabiā bin Sulaiman rajin sekali bermunajat berdoa kepada Allah dalam kekhusyukan. Ia juga membuktikan doa-doanya dengan kesungguhan dalam belajar. Keikhlasan, kesalehan, dan kesungguhan, inilah amalannya Rabiā bin Sulaiman.
Tahukah kita? Rabiā bin Sulaiman kemudian berkembang menjadi salah satu ulama besar Madzhab Syafiāi dan termasuk perawi hadis yang sangat kredibel dan terpercaya dalam periwayatannya.
Sang slow learner bermetamorfosis menjadi seorang ulama besar.
Inilah buah dari kesabaran Imam Asy-Syafiāi dalam mengajar dan mendidik.
Adakah kita, para guru dan orangtua bisa meneladani kesabaran Imam Syafii dalam mengajar ?
Berapa kuat kita meyakini bahwa tidak ada anak dan murid yang bodoh?
Sudahkan kita, para guru dan orangtua mendoakan anak-anak dan murid didik kita agar difahamkan pelajaran ?
Sudahkan kita, para guru dan orangtua Memotivasi anak murid kita agar gigih berdoa kepada Allah Taala? (AP)
Copas